Tanaman kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) merupakan tanaman
kacang polong yang sangat potensial dikembangkan sebagai komoditi alternatif
pendamping kedelai, untuk pembuatan tempe, tahu, kecap dan susu nabati. Hal ini
karena kandungan gizi koro pedang tidak
kalah dengan kacang kedelai, yaitu kandungan protein 27,4%
sedangkan kedelai 39%, kandungan karbohidratnya sebesar 63,5% sementara kedelai
hanya 35,5%
Produktivitas
rata-rata kacang koro pedang berkisar 1 – 4,5 ton biji kering/ha, dengan harga
di tingkat petani sebesar Rp. 2.500/kg biji kering. Untuk dapat meningkatkan
produktivitas kacang koro pedang perlu dilakukan teknik budidaya yang tepat.
Teknik budidaya tersebut antara lain adalah pemupukan dan pemangkasan. Adapun tahapan dari budidaya kacang koro pedang adalah
sebagai berikut:
2. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dimulai dengan membersihkan gulma dan
sisa tanaman. Pengolahan dengan menggunakan cangkul sedalam 20 – 25 cm
dibiarkan 1 – 2 minggu, pada saat penggaruan dan perataan tanah dilakukan
pemupukan dasar dengan menggunakan bokashi. Selanjutnya pembuatan bedengan
dengan lebar 120 cm, panjang 3 meter dan saluran draenase lebar 40cm.
3.
Penanaman
Tanah yang akan ditanami ditugal sedalam 3 - 4 cm dengan jarak 100 x 80 cm, setiap lubang
diisi dengan satu biji benih, mata lembaga menghadap kebawah,
lubang ditutup kembali dengan bokashi.
4.
Aplikasi Pupuk Organik Cair
Aplikasi pupuk organik cair (Baca juga Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Limbah Pasar) dilaksanakan setelah tanaman
membentuk daun sempurna (umur tanaman ±15 hari setelah tanam) dan dilanjutkan
setiap 10 hari dengan cara disemprotkan. Penyemprotan dilakukan dengan
menggunakan hand sprayer keseluruh bagian tanaman (daun, tangkai dan batang)
hingga basah, dengan volume semprot rata-rata 17,28 ml pertanaman.
5.
Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan mencakup
penyiraman, pembersihan gulma, pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemeliharan
tersebut dilaksanakan setiap saat jika
dibutuhkan, seperti pengendalian hama hanya dilakukan bila ada serangan hama
yang dianggap merugikan.
6.
Pemangkasan
Pemangkasan tanaman disesuaikan
dengan perlakuan penelitian yaitu satu bulan setelah tanam dan dua bulan
setelah tanam. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong tunas apikal, tunas
lateral yang tidak produktif (kerdil dan tidak menghasilkan bunga) dan daun
parasit dengan menggunakan gunting pangkas.
7.
Panen dan Pasca Panen
Polong yang layak panen adalah polong yang sudah coklat
penuh/rata, panen dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Polong yang sudah dipanen dijemur 2 – 3 hari,
kemudian biji dikeluarkan dari polong dengan cara membenturkan pada benda
keras, atau polongnya diplintir. Biji tanpa polong
dijemur 2-3 hari sampai kadar air 14%.
No comments:
Post a Comment